Sabtu, 12 Februari 2011

askep penyakit meniere


ASKEP

PENYAKIT MENIERE









                                    OLEH
NAMA     :FRESLY MELLOLO

NIM         : 09018




TINGKAT   : I A
AKADEMI KEPERAWATAN TORAYA
TAHUN AKADEMIK 2010/2011

KATA PENGANTAR
        Puji syukur kami panjatkan  ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
                Makalah  ini ami susun untuk menunjang atau sebagai petunjuk dalam pembelajaran khususnya pada penyakit meniere.
                Semoga apa yang  kami kerjakan ini dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Kami   mohon maaf bila ada kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna meningkatkan kualitas makalah selanjutnya.


                                                                                                                                Makale, 24 oktober 2010

                                                                                                                                                Penyusun





DAFTAR ISI
Kata pengantar                       ……….………………………………
Daftar isi                                 …………………………………………
PENDAHULUAN                   …………………………………………
TINJAUAN TEORI
A.  Defenisi                         ……………………………………….
B.   Etiologi                           …………………………………………
C.  Patofisiologi                   …………………………………………
D.  Menifestasi klinis           …………………………………………
E.   Diagnostic Test             …………………………………………
F.    Penyimpangan KDM       …………………………………………
G.  Diagnosa                        …………………………………….......
H.  Intervensi                       …………………………………………

PENUTUP          
a.    Kesimpulan                …………………………………………
b.   Saran                         ………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA     ………………………………………..



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
         Penyakit meniere merupakan suatu penyakit yang menyebabkan seseorang tidak mampu berdiri, sehingga ia harus tidur terus menerus, yang kadang-kadang sampai beberapa hari.
           Penyakit ini deitemukan oleh meniere pada tahun 1861, dan dia yakin bahwa penyakit ini berada didalam telinga , sedangkan pada waktu itu para ahli banyak menduga bahwa penyakit itu berada pada otak. Pendapat meniere dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan menemukan hidrops endolimfa, setelah memeriksa tulang temporal pasien meniere.

B.    Tujuan
1.   Tujuan Umum
Memperoleh gambaran secara umum tenteng penyakit meniere sekalugus menetapkan asuahn keperawatan pada penyakit meniere.
2.   Tujuan Khusus
Untuk menambah pengetahuan penulis/pembaca/perawat khususnya mahasiswa Akper Toraya tentang pengertian, penyebab dan gejala-gejala terjadinya meniere.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    DEFENISI
1.    Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan pedengaran, tinnitus dan serangan vertigo. ( Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 1).
2.    Penyakit meniere adalah suatu penyakit kronik semilunaris dan labirin telinga dalam yang disertai gangguan vertigo yang berat ( Konsep Klinis Proses-proses penyakit : Patofisiologis)
3.    Penyakit meniere merupakan distensi labirin membranous telinga dalam akibat cairan yang berlebihan, sehingga adanya tekanan yang menyababkan kegagalan saraf pendengaran dan serangan vertigo berulang yang dapat disertai dengan muntah. ( Kamus Keperawatan, Edisi 17).

B.   ETIOLOGI
            Etiologi penyakit meniere belum diketahui pasti namun terdapat berbagai teori antara lain :
a.    Pengaruh neurokimian
b.    Terdapat hormonal yang abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin
c.    Reaksi alergi
d.    Gangguan imunologi
e.    Gangguan elektrolit dalam cairan labiri

C.   PATOFISIOLOGI
            Etiologi penyakit meniere dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairang telingah tengah yang abnormal yang disebabkan oleh malabsorbsi dalam sakus endolimfetikus. Apapun penyebab penyakit meniere selalu ada hidrops ( pembengkakan) endolimfatikus yang merupakan pelebaran ruang endolimfatikus.

D.   MANIFESTASI KLINIS
            Penyakit meniere ditandai dengan 4 gejala yaitu :
1.    Kehilangan pendengaran sensori neural progresif
2.    Tinitus/suara berdengung
3.    Perasaan adanya tekanan atau rasa penuh dalam telinga dan vertigo tidak tertahankan episodik yang disertai mual dan muntah.
      Vertigo yang disertai muntah yang berlangsung antara 15 menit sampai beberapa jam dan berangsur membaik disertai pengurangan pendegaran, tinitus yang kadang menetap dan rasa penuh dalam telinga. Serangan pertama hebat sekali dan serangan lanjutan lebih ringan meskipun frekuensinya bertambah, mula-mula nada rendah akhirnya juga nada tinggi.
E.   INSIDEN
1.    Deperkirakan bahwa 2,4 juta orang di USA menderita penyakit meniere.
2.    Rata-rata pada usia 40-1n
F.    PENATALAKSANAAN
            Pasien harus dirawat di Rumah Sakit,, berbaring dalam posisi yang meringankan keluhan. Diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretic ringan.
            Pengobatan dirancang untuk menghilangkan vertigo atau menghentikan perkembangan penyakit lebih jauh.

G. PENYIMPANGAN KDM


                                                                Pengaruh neurokimia dan hormonal yang
                                                 Abnormal pada aliran darah yang menuju 
                                                                  Ke labirin                          
                                                                                                                           
                                              
                                                 Gangguan elektrolit dalam cairan labirin
                                                                                   
                         
                                                      Gangguan keseimbangan                              
                                                                       


 



            Mual dan muntah                             vertigo                                             Tinitus
                                   
           
        Intake tidak Adekuat                      Pembatasan gerak                     Gangguan pendengaran









 


      Nutrisi kurang dari                             Kelemahan fisik              Perubahan status kesehatan
            Kebutuhan        
                                                                       
                                                            Intoleransi aktivitas                           Kurangnya informasi


 


                                                                                                                                  Stressor

                                                                                                                 Koping tidak adekuat        


 

                                               
                                                                                                                             Ansietas

H.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
2.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3.    Ansietas berhubungan dengan koping tidak adekuat

I.   RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa I : Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d  intake yang tidak adekuat
DS               : klien mengatakan nafsu makan kurang
DO               : klien tidak menghabiskan nafsu makan
Tujuan        : 
1.    Pemenuhan nutrisi akan terpenuhi
2.    Porsi makan dihabiskan
3.    Klien tidak muntah lagi

INTERVENSI :
1.    Kaji nafsu makan klien
2.    Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi kesembuhan penyakitnya.
3.    Beri makanan dengan porsi sedikit taoi sering dalam keadaan hangat
4.    Observasi TTV
5.                     Kolaborasi pemberian Raboransia ( penambah nafsu makan)



Diagnosa III : Gangguan pola tidur b/d nyeri
Tujuan        : kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi

INTERVENSI
RASIONAL
1.    Kaji pola tidur klien

2.    Ciptakan  lingkungan  yang  tenang dan nyaman.
3.    Batasi pengunjung dan penunggu klien
1.      Untuk mengetahui tentang pemenuhan istirahat tidur pasien.
2.      Agar klien dapat beristirahat dengan baik.
3.      Agar klien tidak terganggu


Diagnosa IV : Ansietas b/d perubahan status kesehatan
Tujuan      : klien dapat menunjukkan perilaku tidak cemas.

INTERVENSI
RASIONAL
1.    Kaji tingkat kecemasan klien

2.    Beri dukungan spiritual
1.    Memberikan informasi sejauh mana tingkat kecemasan klien.
2.    Klien dapat menerima suatu kenyataan yang terjadi pada dirinya.






















PENUTUP

A.   KESIMPULAN
1.    Ulkus peptikum mengacu pada rusaknya lapisan mukosa dibagian mana saja di saluran gastro intestinal, tetapi biasanya di lambung atau duodenum.
2.    Gejala yang sering muncul pada ulkus peptikum yaitu nyeri, muntah, konstipasi dan perdarahan.

B.   SARAN
1.    Untuk mencapai asuhan keparawatan dalam merawat klien, pendekatan dalam proses keperawatan harus dilaksanakan sedacara sistematis.
2.    Pelayanan keperawatan hendaknya dilaksanakan sesuai dengan prosedur  tetap dan tetap memperhatikan dan menjaga privacy klien.
3.    Perawat hendaknya selalu menjalin hubungan kerjasama yang baik/ kolaborasi baik kepada teman sejawat, dokter atau para medis lainnya dalam hal pelaksanaan Asuhan Keperawatan maupun  dalam hal pengobatan kepada klien agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.








DAFTAR PUSTAKA

Baughman C. Diane (2000).  Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit buku kedokteran ECG, Jakarta.
Mansjoer Arif, dkk (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi III jilid II. Penerbit Buku Aesculapius Fakultas Kedokteran VI, Jakarta.

Doenges E. Marilyn, dkk. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar